بسم الله الرمن الرحيم.الحمدلله رب العالمين والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وأمته أجمعين وبعد
Berikut adalah petikan ceramah Habib Umar bin Hafidz yg diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Beliau berbicara tentang pentingnya Perbaikan Umat dengan metode tazkiyatu-nafs yang telah ditinggalkan oleh kaum Muslimin. Habib menjelaskannya dengan pelurusan makna Tasawuf dan kaum sufi yang banyak difitnah sebagai ahli bid'ah oleh orang-orang yang tidak paham sejarah dan ilmu syar'i. Karena pentingnya Tasawuf dan kum Sufi itulah wajar banyak orang yang menfitnah 'core of Islam' ini dengan berbagai syubhat dan kesalahpahaman yg akhirnya memecah belah umat. Selamat membaca:
________________________________________________________________________
Allah ta'ala berfirman:إن الله لا يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah sendiri yang melakukan perubahan”
Beliau katakan:“Tidak ada satu sarana yang bisa merubah jiwa manusia kecuali dengan TAZKIYATUNNUFUS, yang secara langsung diserap dari Sang Nabi Sholallahu’alaihiwassalam yang kemudian terus berantai kepada kita umat islam.
Metode ini dibawa oleh kaum sholihin dari kalangan umat islam, yang kemudian mereka dikenal sebagai kelompok Sufi. Kelompok yang berkonsentrasi dalam pembinaan jiwa dan penyuciannya ini dikenal dengan kaum sufi yang periodenya dimulai setelah berlalunya abad pertama. Nilai-nilai pembinaan jiwa ini memang dulunya ada pada masa shahabat, begitu juga pada generasi pertama kalangan tabi’in. Sampai akhirnya muncullah tren ‘Cinta Dunia’ dan kekuasaan angkara murka dan generasi selanjutnya semakin jauh dari periode kenabian.Yang membuat mereka perlu para ulama’ berkonsentrasi dalam urusan tazkiyah ini. Maka muncullah kelomok Sufi dan Tasawuf yang secara konsisten melestarikan nilai-nilai ini.Yang melalui jasa mereka, Da’wah Islam tersebar ke berbagai penjuru dunia dan terealisasinya penegakkan Jihad fii sabilillah yang sesungguhnya.
Tidaklah kita baca sejarah islam yang masuk ke dalam satu negeri, ataupun tegak pelandasan jihad menghdapi para pembangkang dari pasukan perang kafir terkecuali gerakan ini pasti dipimpin oleh para tokoh besar tasawuf dan tazkiyah. Ini semua ada dalam sepanjang sejarah islam semuanya.
Kita tidak akan temukan satu negeri yang dimasuki islam secara utuh tanpa peran para tokoh tasawuf, tidak ada tanpa
para ahli sufi, pasti ada peran mereka. tidak mungkin kita temukan gerakan jihad sepanjang sejarah islam tanpa peran tokoh tasawuf. Pasti ada para tokoh tasawuf yang berperan besar semenjak abad pertama dan hal tersebut terus berkelanjutan. Begitu pula tokoh pembawa kemenangan setelah periode para shahabat yang juga para pemuka ahli tazkiyah. Adapun para sahabat, tazkiyah mereka langsung diserap dari sumbernya. Merekalah para Sufi sejati, pemimpin para sufi yang tokoh-tokohnyarodhiallahu’anhum.
Adapun orangorang setelah mereka, cermatilah peristiwa-peristiwa besar yang terjadi setelahnya. Tersebarnya islam ke arah timur di perbatasan wilayah China yang juga sampai ke wilayah bagian Russia pada masa sahabat. Setelah masa mereka meluaslah wilayah kekuasaan islam hingga masuk ke nenegeri China dan skitarnya. Para panglima-panglima besarnya adalah para pemuka tasawuf dengan berbagai aliran dan guru-guru besarnya. Merekalah yang keluar berjihad di jalan Allah.u8u
(contoh lainnya) Diraih kemenangan Baitul Maqdis melalui tangan Sayyidina Umar bin Khattob. Kemudian datanglah pasukan Salib yang merampas Baitul Maqdis. Semenjak itu baitul maqdis tidak bisa diambil alih oleh umat islam kecuali melalui peran ahli sufi. Tampillah Shalahuddin AL Ayyubi. Seorang tokohthariqah tasawuf . Ia seorang penggagas Maulid dan ia juga aktivis majelis-majelis dzikir yang banyak tersentuh oleh kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al Ghazaliy. Beliau terbina jiwanya melalui kitab tersebut dan memimpin umat islam dengan kekuatan imannya dengan ketaqwaannya, kebeningan jiwanya, kebersihan hatinya. Maka, beliau tampil membebaskan Baitul Maqdis.
Hari ini orang-orang menggembar-gemborkan: “Bebaskan Baitul Maqdis, bebaskan Baitul Maqdis!!”. Padahal tidak ada cara untuk membebaskannya melainkan dengan cara pertama. Yaitu manhaj Umar bin Khottob dan Shalahuddin Al Ayyubi, yag meupakan intisari dari ajaran tazkiyah/pembinaan jiwa oleh Rosulullahsholallahu’alaihiwassalam. Hal inilah yang memerdekakan Baitul Maqdis, selain ini tidak bisa.
Sibuk mereka membuat oranganisasi, pernyataan politik maupun kongres. Tetapi Baitul Maqdis tetap belum bisa dibebaskan, sampai kapanpun!Kecuali nanti melalui peran kelompok inilah! Dan dengan metode inilah (tazkiyah/tasawuf).
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum selama mereka belum merubahnya sendiri!”
Jika para pemuda kita di Palestina tidak menjalankan shalat. Pemuda islam kita di Palestina tidak menunaikan puasa. Remaja-remaja putri kita disana juga berpakaian seronok yang mengumbar aurat. Sementara itu kita berkata: Bebaskan Palestina! bebaskan Palestina!! Namun, apa yang terjadi?
(insyaAllah bersambung)
0 comments:
Post a Comment